Rabu, 06 April 2016

kisah

Berawal dari sebuah keluarga yang kurang harmonis. Pertengkaran sering terjadi dan membuat suasana dalam keluarga menjadi tak nyaman. Adu mulut, adu argumen, saling menyalahkan, hingga terjadi kekerasan. Seorang anak dengan pemikiran yang belum tahu apa -apa tentang hidup menjadi korban dari ketidakharmonisan keluarga. Sekitar ±3 tahun usianya. Diusia yang masih butuh perhatian, kasih sayang, dan bimbingan orang tua dia harus kehilangan itu semua. Perceraian pun terjadi. Akibatnya dia harus hidup dengan kurangnya kasih sayang kedua orang tua.


Waktu terus berlalu. Dia semakin tumbuh menjadi anak yang baik dan pintar. Tapi disamping itu, mungkin hatinya kosong. Bertanya-tanya akan kebenaran yang terjadi padanya. "Kenapa aku harus menjalani hidupnya dengan keluarga yang tidak utuh ? Kenapa hidupnya harus penuh dengan beban ?". Semua pertanyaan itu muncul ketika dia beranjak remaja. Dimana dia mulai mengerti akan kehidupan. Kekosongan hatinya tak menggoyahkan semangatnya untuk meraih mimpinya.


Waktu sangat tak terasa. Tahun demi tahun berlalu. Tantangan hidup kian bertambah. Di usianya yang ke 17 dia sudah memngerti akan arti hidupnya. Meski hanya hidup di tanah rantau dia tetap berusaha meraih mimpinya. Semua ini terjadi mungkin karena takdir Tuhan. Dia harus berusaha sendiri membiayai hidupnya dan pendidikannya sendiri tanpa ada yang membantunya. Orang tua ? Sodara ? Kemana ? Dia dengan kedewasaannya menyadari harus bisa menjadi seseorang yang mandiri meski dalam keterbatasan.


Masa kecilnya mungkin tak indah. Tapi masa tua nanti mungkin dia bahagia. Dengan kesabaran, keteladanananya, dan kecerdasannya mungkin dia akan mendapat keindahan itu. Keindahan Harmonis keluarga.